December 4, 2023

JurnalKreatif.com

Menciptakan Dengan Hati

Kesalahan Orang tua dan Konten Pornografi

2 min read
Kesalahan Orang tua dan Konten Pornografi

Kesalahan Orang tua dan Konten Pornografi

Kala anak mengkonsumsi konten porno,grafi seringkali hati kami belum siap terima. Bingung mau respon layaknya apa. Tetapi, pastinya, tersedia 4 hal yang wajib dihindari orang tua kala jelas anaknya terpapar konten pornografi.

“anda telah dulu melihat film atau gambar porno?” Ini adalah kalimat yang saya tanyakan ke kedua anak remaja saya, usia 14 dan 16 th, keduanya laki-laki. Pertanyaan yang diajukan ketika kita tengah berdua saja, tanpa tersedia orang lain. Juga bukan direncanakan agar si anak nggak sibuk menyiapkan jawabannya, hahaha.

Namun, siapkan hati sebelum menjawab, sehingga kami mengetahui respon layaknya apa yang akan kami melaksanakan supaya bukan membawa dampak keadaan semakin runyam. Kecuali telah siapkan hati, semoga kami sebagai orang tua sanggup terhindar berasal dari 4 kesalahan ini.

Kesalahan Orang tua dan Konten Pornografi

4 kesalahan yang dijalankan orang tua waktu memergoki anak mengkonsumsi konten pornografi

1. Marah-Marah

Atau mengeluarkan kalimat-kalimat layaknya ini misalnya:

“anda kok malu-maluin aja sih,” atau “Tersebut Dosa, ngerti nggak anda, anda mau masuk neraka?” atau “Mama sahih-sahih nggak nyangka anda begitu ya nak!”

Yes, mereka memang kejeblos, mereka lakukan kesalahan. Tetapi terkecuali yang kami mengutamakan adalah marah-marah, maka anak nggak akan berani untuk bicara jujur ke depannya. Anak DULU nonton atau lihat konten porno tidak penting dia SELALU akan layaknya tersebut. They can make a different choices next time. Dan bersama respon tepat berasal dari kami, kemungkinannya semakin besar untuk anak berubah.

2. Menganggap konten pornografi tidak kasus

Walau kami berusaha santai memberi respon, terus jangan menganggap apa yang dia melakukan TIDAK persoalan. Tersebut konsisten kasus dan tidak hal yang layak untuk mereka mengonsumsi dan Anak BUTUH orang tua untuk memastikan bahwa mereka jelas kesalahannya dan juga bahaya berasal dari pornografi. Jangan sekadar bawa-bawa dosa dan agama. Jelaskan ke anak berasal dari sisi kesegaran juga betapa jahatnya efek berasal dari pornografi.

3. Sibuk berasumsi perihal sejauh mana anak terkena konten pornografi

Baru juga sanggup kabar anak menyaksikan konten pornografi, segera di kepala sibuk memikirkan hal-hal buruk benar-benar jauh. Duh anakk ketagihan pornografi, aduh anakku mampu menjadi pelaku pecelehan, aduh anakku dapat jalankan interaksi seks sebelum waktunya, dan seterunya. Risi tersebut wajar banget, tetapi ketika mengarah ke hiperbola kami malah sulit mengambil peraturan bersama bijaksana, dikarenakan akalnya tertutup perasaan panik. deal with the situation as it is now, not how you fear it might be!

4. Terlampau menyalahkan diri sendiri

Daripada sibuk memikirkan: Tidak benar saya apa ya sebagai orang tua? Apakah saya telah gagal jadi orang tua? Apakah saya memang nggak layak miliki anak? dan sejenisnya, lebih baik Fokus terhadap suasana pas ini dan bertanya ke diri kami dan juga pasangan: How can I help my child as we move forward?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *