Mengatasi Pelecehan Seksual di Sekolah
4 min read
Mengatasi Pelecehan Seksual di Sekolah
Ketika anak menjadi korban pelecehan seksual di sekolah, menurut psikolog sebagai orang tua sebaiknya Kamu lakukan hal berikut ini!
Lebih dari satu persoalan pelecehan seksual yang berlangsung terhadap anak di sekolah kini tengah berlimpah terungkap. Anak yang jadi korban pasti akan mengalami mampu trauma dan ketakutan yang jikalau bukan diberi penanganan yang tepat dapat merubah era depan mereka.
Mommies Daily pun bertanya segera kepada Paramita Estikasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak Klinis mengenai apa hal yang mesti ditunaikan orang tua ketika anaknya jadi korban pelecehan seksual di sekolah. Berikut jawabannya!
Hal yang Perlu Ditunaikan Orang Tua
Apa saja pertolongan yang sebaiknya diberikan orang tua terhadap anak ketika dia mengalami pelecehan seksual di sekolah? Menurut psikolog yang akrab disapa Mita ini, tersedia lebih dari satu hal yang dapat ditunaikan oleh orang tua, yaitu:
1. Bersikap tenang dan tak menghakimi
“ketika orang tua paham bahwa anaknya mengalami pelecehan seksual di sekolah, pertama-tama yang wajib orang tua jalankan adalah bersikap tenang dan bukan menghakimi,” mengerti Mita. Anak barangkali masih mengalami kebingungan, ketakutan, atau bukan percaya bersama dengan apa yang dialaminya.
Anak juga seringkali menutupi fakta pelecehan gara-gara takut dimarahi, bukan dipercaya, atau disalahkan. Sebab itulah orang tua diharapkan lakukan langkah pertama yang tepat, yaitu terima situasi anak sepenuhnya tanpa terlampau tak terhitung bertanya.
“mampu dibilang yang dibutuhkan oleh anak waktu tersebut adalah perasaan kondusif dan dicintai. Orang tua kudu memfasilitasi keperluan anak terlebih dahulu. Pelukan berasal dari orang tua kemungkinan sanggup menenangkan mereka,” sadar Mita.
2. Mulai ajak anak bicara
Ketika orang tua merasa suasana telah lebih stabil, Kamu sanggup menanyakan kronologis kejadian, pasti bersama respon senetral bisa saja. “Yakinkan anak bahwa dia bukan terlibat didalam kasus, kami yakin, dan akan membantunya kecuali anak membutuhkan,” saran Mita.
Mengajak bicara anak mampu dimulai berasal dari memilih lokasi yang nyaman, keadaan yang tenang, santai, dan bukan tersedia orang lain. “Kami sanggup mulai bersama dengan bertanya ‘Apa tersedia orang atau teman yang menyentuh anda?’, ‘Tersedia yang sebabkan anda bukan nyaman di sekolah?’”
Orang tua mesti jelas bahwa pelecehan seksual mampu saja terasa menggembirakan bagi anak, gara-gara mereka belum memahami bahwa tersebut terhitung pelecehan, menjadi menanyakan apakah tersedia seseorang yang “Menyakiti” kemungkinan bukan memberi tambahan berita yang kami butuhkan.
“pada akhirnya, dengarkan dan ikuti saja apa yang anak sampaikan. Biarkan anak berbicara bersama bebas, menunggu hingga anak selesai cerita, lantas mampu orang tua mampu tindak lanjuti poin-poin yang membawa dampak risi.”
3. Pastikan bukan tersedia luka fisik
Orang tua juga wajib untuk memastikan bukan tersedia luka fisik terhadap tubuh anak. Terkecuali memang ditemukan, bantu untuk mengobati lukanya itu.
4. Laporkan
Sebisa barangkali jangan menunda untuk melaporkan pelecehan seksual yang berjalan terhadap anak di sekolah. “Ketika orang tua udah tau bahwa anak mengalami pelecehan seksual (Terlebih tersedia bekas luka), meminta pemberian atau berdiskusi terlebih dahulu kepada ahlinya, layaknya membawa ke dokter, polisi, atau dinas pemberdayaan perempuan dan anak setempat, terlampau diperlukan,” ungkap Mita.
Bagaimana kalau bukan tersedia bekas luka? Anak tentu memperlihatkan beragam konduite bukan lazim layaknya bukan mau berangkat sekolah, takut waktu lihat pelaku kekerasan seksual di sekolah, nilai menurun drastis, dan beraneka karakteristik lainnya.
Orang tua kudu mengamati perilakunya. Sampaikan kepada anak bahwa Kamu akan bicara bersama seseorang yang sanggup menopang. Anak barangkali bukan inginkan Kamu melapor dan barangkali ketakutan, terutama kalau pelaku udah mengancam, namun kami mesti sampaikan ke anak bahwa kami bukan meminta izin kepada anak.
Yakinkan bahwa seluruh akan kondusif dan dia kondusif dengan Kamu, orang tuanya. “Kudu diperhatikan juga bahwa bersama melaporkan, Kamu akan melibatkan pihak berwenang yang sanggup mempertahankan keselamatan anak,” tambah Mita. Kamu juga mampu minta juga kepada pihak berwenang untuk mempertahankan keselamatan anak dan keluarga Kamu.
5. Sabar menekuni prosesnya
Membicarakan maslaah masalah pelecehan seksual ini kemungkinan benar-benar menakutkan bagi anak. Segudang pelaku membawa dampak ancaman berkaitan apa yang akan berjalan terkecuali seseorang sadar berkenaan pelecehan itu, layaknya menyakiti orang tua, menculiknya, dan tak terhitung ancaman lain.
Bukan seluruh dugaan kekerasan pada anak dapat menjadi terbukti sahih. Tapi seluruh patut mendapat perhatian serius dan tindakan cepat. Pelecehan yang diintervensi semenjak dini, layaknya beroleh perawatan medis, terapi, dan konseling dapat mendukung anak-anak dan keluarga untuk sanggup pulih lebih cepat.
Menjadi, jikalau kami mencurigai adanya pelecehan, maka angkat bicara. Kecuali anak memberitahu kami perihal pelecehan maka tersebut kudu diakui serius. Seluruh anak berhak untuk didengar, dilindungi, dan dibantu.
Hal yang Sebaiknya Bukan Dilaksanakan Orang Tua
Ketika anak mengalami pelecehan seksual di sekolah, ternyata tersedia juga hal-hal yang sebaiknya dihindari ditunaikan oleh para orang tua. Hal yang primer kudu dihindari adalah:
- Menyalahkan anak
- Menekan anak untuk menceritakan kejadian pelecehan seksual bersama detail tanpa mempertimbangkan suasana fisik dan psikologis anaknya (Apakah anak telah siap dan nyaman untuk membicarakannya)
- Bukan yakin dan merespon secara negatif pengakuan anak
Pastikan bahwa anak merasa kondusif dan nyaman untuk menceritakan beraneka hal yang mengganggunya. Apabila respon kami didalam menanggapi kasus anak cenderung negatif, anak akan menampik kembali untuk bicara, mencegah segala emosi negatif, dan justru situasi itu akan membawa efek negatif lebih lanjut layaknya stres, depresi, lebih-lebih Ptsd.
Apa yang wajib dilaksanakan kalau pelakunya adalah sesama teman sekolah atau pihak sekolah, layaknya guru atau kepala sekolah?
Menurut Mita, langkah yang harus diambil selagi pelaku adalah anggota atau warga di sekolah adalah bekerja mirip bersama guru atau staf di sekolah untuk memastikan anak merasa kondusif dan terlindungi di wilayah sekolah.
Sesudah itu orang tua dapat melaporkan ke polisi atau layanan pemberian anak dan perempuan, umumnya mereka memiliki mekanisme yang wajib dikerjakan sebagai langkah-langkah untuk menindaklanjuti persoalan pelecehan anak.
Sesudah pihak berwenang diberitahu, biasanya layanan sosial itu akan memutuskan apa yang wajib dilaksanakan. “Umumnya sih, peran sekolah lantas dibatasi. Staf sekolah bukan akan ambil bagian didalam penyelidikan, walaupun mereka bisa saja diminta untuk menambahkan berita,” terang Mita.
Terlepas berasal dari yang ditunaikan oleh pihak berwenang, memastikan keselamatan dan kebugaran mental anak adalah nomor satu. “Anak juga wajib untuk dikonsultasikan kepada ahlinya, layaknya psikolog anak, untuk sadar standing mentalnya dan sejauh mana anak membutuhkan pemberian psikologis dikarenakan pengaruh pelecehan terhadap tiap-tiap anak anak berbeda-beda,” tutup Mita.
Cover: Pexels