Penjualan Mobil di Cina Anjlok Meski Ditawari Diskon
2 min read
Penjualan mobil penumpang di Cina turun dalam dua bulan terakhir.
Upaya pemberian diskon dan langkah-langkah dukungan pemerintah gagal meyakinkan konsumen untuk membeli mobil.
Ekonomi lesu dan penurunan daya beli yang berkepanjangan di pasar perumahan disebut berdampak langsung terhadap penjualan mobil.
Produsen mobil khawatir tentang perlambatan permintaan karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu belum bisa bangkit pasca-pandemi.
Seres E1 Laku 688 Unit di GIIAS 2023, DFSK Catat Transaksi Rp 234 M Berdasarkan data dari Asosiasi Mobil Penumpang Cina yang dikutip dari laporan Reuters, Rabu, 9 Agustus 2023, penjualan mobil mencapai 1,79 juta unit pada Juli, turun 2,6 persen dari tahun lalu.
Ini adalah kontraksi kedua berturut-turut setelah penurunan 2,9 persen pada Juni lalu.
Namun, untuk tujuh bulan pertama tahun ini, penjualan naik 1,7 persen menjadi 11,44 juta unit.
Produsen mobil Cina terus bertaruh di pasar luar negeri, karena pertumbuhan domestik mengalami penurunan, dengan ekspor melonjak 63 persen pada Juli (year-on-year) menyusul lompatan 56 persen pada Juni.
Wawancara Menteri Lingkungan Malaysia soal Perubahan Iklim, EV Cina, sampai Tesla “Tesla, yang sedang mempersiapkan pabriknya di Shanghai untuk Model 3 terbaru, mengekspor 32.862 mobil buatan Cina pada Juli,” kata CPCA.
Persaingan di pasar mobil Cina, yang terbesar di dunia, telah meningkat karena produsen mobil berjuang dengan melemahnya permintaan, memperdalam persaingan harga.
Pemangkasan harga yang dipicu oleh Tesla pada awal tahun memicu perang harga yang melibatkan lebih dari 40 merek di Cina.
General Motors dan Volkswagen bergabung dalam putaran baru pemotongan harga Juli lalu.
“Produsen mobil diharapkan terus menawarkan diskon untuk produk di beberapa segmen dan beberapa dari mereka bahkan mungkin meningkatkan diskon,” kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal CPCA.
Kendaraan energi baru (NEV), yang telah menopang pertumbuhan penjualan mobil Cina, juga kehilangan tenaga.
Penjualan NEV, yang meliputi kendaraan listrik baterai murni (EV) dan plug-in hybrid, naik 31,9 persen pada Juli, menghasilkan 35,8 persen dari total penjualan mobil.
Segmen tersebut mencatat penurunan penjualan sebesar 3,6 persen di bulan Juli dibandingkan bulan Juni.
Sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali permintaan konsumen yang lesu, pihak berwenang meluncurkan langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi mobil bulan lalu.
Pada Juni, mereka memperpanjang keringanan pajak pembelian untuk NEV hingga 2027.
Dengan 31.423 mobil terjual di Cina pada Juli, pangsa pasar Tesla di pasar EV Cina turun ke level terendah dalam sembilan bulan, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data CPCA.
Beberapa merek asal Cina juga dipasarkan di Indonesia seperti Wuling dan DFSK.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Wuling mencatat penjualan ritel sebanyak 1.936 unit pada Juni lalu, 19,3 persen dibanding Mei yang mencapai 2.400 unit.
Sedangkan DFSK membukukan penjualan ritel 142 unit Juli lalu, naik 3,6 persen dibanding ritel Mei sebesar 137 unit.
Mobil-mobil dari kedua merek seluruhnya diproduksi di Indonesia.
Di sektor kendaraan komersial terdapat merek FAW yang produknya diimpor dari Cina dengan total 30 unit pada Juni lalu, naik tipis dibanding Mei yang sebesar 27 unit.
Merek-merek asal Cina juga akan masuk ke Indonesia dan siap meramaikan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 10-20 Agustus 2023.
Merek-merek tersebut adalah Neta, Ora, Haval, Tank, dan Maxus.
Pilihan Editor: Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto